“Tolong benerin antena parabolanya Bang!”, teriak saya sedikit kencang siang itu.
“Film nya udah mulai nih”, tambah saya
“Yaaakk, sebentaaarr!”, jawab abang

Kejadian itu bukan sekali dua kali dalam sehari. Terlebih jika ada angin kencang yang mengakibatkan parabolanya tergoyang. Alhasil, arah parabolanya sudah berubah lagi. Akibatnya, siaran kembali berubah jadi semut, tanpa gambar. Kala abang lagi tidak di rumah, tinggal saya dan ibu, kita berdua mencoba menggoyang-goyang antena parabola. Jika tidak berhasil, kita menonton siaran semut. Mendengarkan dialog cerita saja, sambil membayangkan adegan film kesukaan.
Di lain waktu, keadaan akan semakin ramai, saat ada liga bola yang sedang marathon di TV. Meski jadwal tengah malam atau malah hampir pagi, empat jiwa laki-laki di rumah serasa menjadi tim teknis bergantian mencari arah sinyal yang baik. Tentu hambar banget rasanya, saat nonton bola tapi bolanya sendiri masih berbayang-bayang atau tiba-tiba jadi siaran semut.
TV analog dengan bantuan antena parabola, salah satu media hiburan utama dan favorit bagi keluarga saya. Televisi juga menjadi salah satu alat penyampai informasi ‘selain radio’ dari apa yang terjadi di seluruh dunia, dan khususnya tentang apa yang terjadi di negri kita. Jika cuaca lagi bersahabat, saya dan keluarga bisa menonton dengan tenang. Dan sebaliknya, jika angin sedang ‘rajin’ bertiup kencang, acapkali siaran televisi berubah menjadi siaran semut.
Rasa-rasanya hal itu sudah jadi bagian kehidupan saat kecil dulu. Tempat tinggal saya di Pulau Sumatera, kota Padangsidimpuan, terletak kurang dari 400 km dari pusat kota Medan. Tiga puluh tahun yang lalu, antena parabola adalah barang mewah saat itu. Namun, meski dengan harga yang lumayan, tidak menjanjikan siaran televisi di rumah akan jernih selamanya.
Pengaruh jarak dan lokasi geografis memiliki peran besar antara penerima sinyal TV analog dan pemancar sinyal. TV analog dapat menampilkan suara dan gambar dengan baik jika TV analog mampu menerima sinyal dengan baik dari pemancar sinyal. Namun sinyal analog ini punya banyak kelemahan. Sinyal TV analog ini rentan mengalami gangguan. Jenis gangguannya seperti yang saya ceritakan diatas. Tampilan gambar menjadi siaran semut atau berbayang yang juga diiiringi dengan suara bising.
Hayo ngacung Sahabat, siapa disini yang pernah punya pengalaman yang sama seperti saya? 😊
Kini, masa antena parabola sudah berakhir masanya. Angin kencang dan hujan tak kan menyurutkan kualitas gambar di televisi kita. Saat ini pemerintah sedang mengusahakan agar semua rakyat bisa menonton televisi dengan kualitas yang selalu baik. Solusinya dengan ikut migrasi dari TV analog ke TV digital.
Berbeda dengan TV analog, TV digital ini lebih stabil dan tidak rentan terhadap gangguan. Dengan teknologi canggih dari TV, ia mampu mentransformasikan data suara, warna dan gambar dalam satu kesatuan. Efeknya siaran televisi di rumah akan memiliki kualitas gambar yang bersih dan suara yang jernih. TV digital ini juga tidak bergantung pada jarak dengan pemancar sinyal. Karena TV digital menggunakan ‘bit’ data informasi bukan gelombang sinyal AM dan FM seperti pada TV analog.

Negara Eropa dan Asia Timur sudah lebih dahulu migrasi ke TV digital. Yuk, kita masyarakat Indonesia jangan mau ketinggalan. Jangan sampai telat mengikuti perkembangan zaman, tuntutan digital itu pasti. TV digital kelak akan memanjakan masyarakat, melalui berbagai manfaat ini:

Akses TV Digital Adalah Non Bayar Alias GRATIS
Kualitas gambar resolusi tinggi dengan suara lebih jernih tentunya bisa dinikmati masyarakat dari TV digital. Bonusnya lagi adalah masyarakat tidak perlu harus membayar kuota seperti layaknya menikmati internet atau TV berbayar.
Bayangkan saja, dalam sebulan berapa biaya yang sudah kita keluarkan untuk mengisi pulsa smartphone dalam tiap bulannya untuk bisa turut menikmati suguhan hiburan dari internet. Satu kepala saja sudah menghabiskan ratusan ribu. Apa kabar pada keluarga Indonesia yang umumnya punya anggota keluarga banyak. Bisa dibayangkan ya, seberapa dalam kita merogoh kantong atau nominal yang harus ditransfer demi bayar pulsa.
Pilihan Beragam Dan Multi Konten
TV digital di Indonesia menggunakan sistem penyiaran DVB-T2. DVB-T2 merupakan singkatan dari Digital Video Broadcating Terrestrial2. Sistem ini bisa membawa program siaran lebih banyak, dalam 1 frekuensi. Dalam 1 frekuensi, sinyal TV digital bisa membawa hingga 6 program siaran. Hal yang sangat berbeda dengan kemampuan TV analog. Pada TV analog 1 frekuensi hanya bisa membawa 1 program saja. Beda banget kan ya tentunya?!
Di sisi lain, pada TV analog ada batasan bandwidth. Batasan bandwidth inilah yang menyebabkan kualitas gambar dan suara TV analog tidak bisa ditingkatkan lagi. Sedangkan pada TV digital, ia memiliki bandwidth yang luas yang memberi kesempatan lebih besar juga untuk menghadirkan beragam konten.

Media Hiburan Utama Yang Gratis
Televisi sejak dulu kala adalah media hiburan utama dan favorit bagi masyarakat. Dengan peningkatan kualitas gambar dan suara, dan tentunya gratis, tentu sangat membantu masyarakat dalam hal keuangan. Pengeluaran masyarakat dalam hal memenuhi kebutuhan hiburan dapat berkurang melalui program TV digital.

Meningkatkan Potensi Program Televisi Interaktif
Dengan teknologi canggih yang dimiliki televisi digital, program interaktif akan memungkinkan terjadi. Dengan menggunakan teknologi Multimedia Home Platform, atau fitur interaktif, penonton bisa shopping secara interaktif atau dua arah. Program televisi interaktif seperti tele-advertising, tele-education, dan tele-shopping akan semakin berkembang.

Industri Penyiaran Televisi Akan Semakin Berkembang
Masyarakat industri pertelevisian akan lebih leluasa dalam menyajikan berbagai jenis program dengan 1 kanal frekuensi bisa menghasilkan banyak saluran televisi. Satu penyelenggara televisi bisa menghadirkan berbagai macam jenis siaran baik interaktif atau tidak. Jenis siaran yang ditampilkan pun akan berisi ragam konten yang semakin kompetitif merebut hati masyarakat. Selain itu, pola-pola bisnis baru akan terus berkembang mengikuti tuntutan digital dan kepuasan konsumen.
Pemanfaatan Early Warning System
Salah satu manfaat positif juga dari siaran digital adalah layanan Early Warning System (EWS), atau Sistem Peringatan Dini. Layanan EWS ini akan berjalan secara otomatis. Apapun jenis siaran digital yang sedang berlangsung akan terhenti dan berganti dengan siaran peringatan dini bagi masyarakat jika akan terjadi bencana alam atau tsunami.
Persiapan Untuk Adopsi Jaringan 5G Di Indonesia
Tuntutan perkembangan dunia digital menuju jaringan 5G saat ini membutuhkan spektrum besar. Demi tercapainya kualitas jaringan 5G yang stabil, migrasi dari analog ke digital perlu diselesaikan terlebih dulu. Kenapa? Karena TV analog membutuhkan pita frekuensi 700 Mhz lebih banyak , yaitu 328 Mhz. Sedangkan jika sudah beralih ke digital, dunia pertelevisian hanya membutuhkan 176 Mhz. Selisih spektrum inilah yang kelak bisa dimanfaatkan pemerintah untuk membangun dan meningkatkan ekosistem digital di Indonesia.

Lalu, TV analog masih bisa dipakai untuk menonton siaran TV digital?
Bisa dong. TV analog dengan bantuan Set Top Box (STB) bisa dipakai untuk menonton siaran TV digital. STB ini adalah alat untuk merubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Kominfo telah menyiapkan STB untuk diberikan secara gratis kepada masyarakat. Saat ini perangkat converter STB telah banyak tersedia di toko-toko elektronik baik online maupun offline dengan harga yang terjangkau.
Yuk, kita segera rasakan manfaat migrasi dari TV analog ke TV digital. Nikmati gambarnya yang bersih dan suaranya yang jernih, dengan ragam teknologinya yang canggih.
Referensi :
Budiarto, Hari, dkk. 2007. Sistem TV Digital dan Prospeknya di Indonesia. https://repository.its.ac.id/1221/1/Buku%20Sistem%20TV%20Digital%20dan%20Prospeknya%20di%20Indonesia.pdf. Diakses 18 Agustus 2021
Fachruddin, Andi. Dampak Teknologi Penyiaran Televisi Digital bagi Industri Penyiaran di Indonesia. http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_642859152808.pdf. Diakses 18 Agustus 2021
Iya, nih. Awalnya aku berlangganan tv digital karena sepaket sama modem wifi. Ternyata emang lebih nyaman dan seru, sih.
tayangannya lebih jernih dan bersih ya Mba
TV analog bisa digunakan untuk menonton siaran TV digital (dg tambagan alat). Nah..ini nih info yg kucari-cari.. Jadi tak harus keluar biaya lagi yuk beli TV baru ya..hehe.. Thx infonya mba..
Sama2 Mba Mechta, semoga segra migrasi ke tv digital ya
Aku di rumah udh lama nonton siaran TV digital, sepaket sama wifi ditambah memang suka nonton acara luar yang food channel, di rumah sampe gak punya antena. Ehehe.
waahhh senengnyaa.. klo nonton food channel,suka masak yg banyak variatifnya skrg Mba Dessy?
Walaupun ada gadged,saya sih masih seneng nonton TV..seru monto baremg sekeluarga. Apalagi dengan TV Digital
samaa Mba, nonton rame2 itu emang beda suasananya ya. Jadi bonding keluarga juga lebih terbentuk
Banyak keunggulan TV digital ya, Mbak. Jadi pengen beli TV baru setelah baca postingan ini. Terima kasih infonya seputar keunggulan TV digital ya, Mbak.
alhamdulillah, yuk segera rasakan manfaatnya tv digital Mba
Aku udah lama berhenti dengan tv analog. Sempat berhenti sama sekali nonton TV malah. Lalu baru-baru ini, tergoda lagi untuk coba TV Digital dan ternyata lebih oke sih. Teknologi yang menurut oke banget adanya peringatan dini bencana. Jadi kalau ada apa-apa, bisa langsung sampai ke masyarakat yang nonton, arus informasi jadi lebih cepat juga.
setuju Mba Monica, arus informasi yg dulu terhambat semoga segera makin baik dan lebih baik berkat TV digital, khususnya tentang EWS ini
dulu aku mulai berlangganan tv digital karena anak suka menonton film kartun dan aku menghindari iklan. sempet berhenti tapi kembali berlangganan. tayangan tv digital lebih jernih dan lebih nyaman dilihat 😀
Alhamdulillah, berasa manfaatnya ya Mba Cici, ikut seneng dengernya 🙂
Sekarang memang zamannya digital ya jadi semua yang analog pelan tapi pasti beralih jadi digital deh… Oya terima kasih informasinya ya…
iya, tuntutan zaman harus beralih ke digital Mba
Aku nunggi Kominfo bagi-bagi STB gratis aja, ah, biar bisa nikmati TV digital, haha..
Sejak lepas langganan TV kabel, TV saya cuma jadi pajangam soalnya males beli antena baru. Lagian keseringan interaksi dengan HP TVnya jadi terkesampingkan.
bagi2 gratis udah dimulai sejak bebrapa bulan yg lalu Mba.. bisa pantau di instagram @siarandigitalindonesia Mba, smoga rezeki Mba 🙂
kalau pakai TV digital gak adaa lagi siaran yang terkunci dongg ya kalau saat event-event tertentu, seperti siaran Bola, atau Olimpiade yang hanya dimiliki oleh salah satu stasiun TV, begitu gak sih?
bagus ya karena ada sekaligus EWSnya, jadi bisa lebih aware ya dengan peringatan dini yang akan terjadi.
tergantung saluran TV yg ada juga mba, utk event2 tertentu. iyah, utk EWS ini ngebantu bgt insya Allah
Semoga semuanya memberikan manfaat untuk siapa saja yang menggunakan
Soal TV sih sudah bertahun tahun kami enggak pasang
Jadi streaming terus aja
Itupun kalau ada kuota haha
aamiin semoga trus bermanfaat utk umat. klo tv digital gratis, gak pake biaya. klo streaming an perlu beli kuota dulu 🙂
Ibuku kemarin juga tanya soal gimana beralih ke TV digital
aku sendiri nggak pernah nonton TV soalnya di depan biasa ditonton mertua, jadi saya biasanya streamingan
iyaya mba, skrg udah banyak streaming an. tinggal beli set top box, buat migrasi ke tv digital mba
Saya jarang nonton TV jd denger-denger aja ttg tv analog. Migrasinya senoga lancar dan bermanfaat bagi penikmat siaran televisi. Pastinya akan semakin canggih dan keren ya
jadi pingin beli televisi 😀
selama ini malas karena tv analog harus meengandalkan antena dan di sini kerap bermasalah.
Mau beli smart TV, gak kuat bayar kuota intenetnya
TV digital ini jadi solusi ya?
memang penting ya sekarang ini migrasi dari TV analog ke digital karena menurut yang sudah saya coba memang tampilan gambar dan suaranya juga menjadi lebih jernih dan gak gremesek-gremesek gitu. yuk semua Warga Negara Indonesia mari beralih ke TV digital.
Bener banget nih… Saat ini lebih banyak streaming karena masa pandemi kegiatan bisa dilakukan di rumah, karena itu kita tinggal beli set top box buat migrasi ke TV digital
sekarang televisi sendiri kayaknya mulai ditinggalkan akibat orang banyak beralih ke layanan streaming yaa.. semoga hadirnya ini bikin acara tontonan jadi lebih menarik
Salam, kenal Mba Desi. Saya baru blogwalking ke sini. Bagus ya tampilan blognya. Tentang TV Digital ini saya pernah denger dari salah satu stasiun TV swasta Indonesia kalau nanti mau migrasi. Dari artikel ini saya baru tahu kalau ternyata akses TV Digital ini gratis. Saya pikir migrasinya berbayar ternyata engga, ya. TV Digital bakal lebih bagus kualitas gambar dan lainnya. Jadi, nanti mau juga ah migrasi ke TV digital
Banyak ya, manfay. Tapi paling penasaran sama sistem peringatan bencananya. Soalnya daerahku rawan gempa.
Banyak manfaat dari migrasi TV Analog ke TV Digital ya. Apalagi mudah sekali dengan bantuan Set Top Box (STB), TV Analog bisa dipakai untuk menonton siaran TV digital. Dan Kominfo telah menyiapkan STB untuk diberikan secara gratis kepada masyarakat. Semoga akan membawa dampak baik ke depan
Gambar akan lebih jernih tampilan dan visualisasi, mantap tv digital
Jadi ingat kalo di rumah ibu, sering nyuruh goyang-goyang parabola kalo sinyal agak kurang jelas atau malah hilang. Semoga dengan adanya TV digital ini, kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan melalui TV lebih mudah terpenuhi tanpa banyak drama ya mbak. aamiinn
Nah, saya baru aja beli smartTV cuma belum dapat siaranTVdigital. Baca postingan ini saya langsung kepoin akun IG @siarantvdigital. Menarik sekali. Nanti mau coba ah cari siarannya